[SHARE] Hati-Hati Dengan “Penipuan Segitiga” Pada Online Shop

Hati-Hati Penipuan
Hati-Hati Penipuan



Modus penipuan dengan menggunakan “Penipuan Segitiga” sebenarnya adalah cerita lama di dunia jual beli online. Namun kasus penipuan ini masih sering terjadi meskipun berbagai cara untuk meminimalisir terjadinya penipuan ini sudah dilakukan. Sebelumnya, apa sih itu “Penipuan Segitiga”?

Ada 3 pihak yang terlibat dalam kasus ini: Penjual, Pembeli, Penipu.

Modus penipuan segitiga kurang lebih skemanya seperti berikut:
  1. Pembeli pesan barang ke Penipu.
  2. Penipu pesan barang ke Penjual.
  3. Penjual infokan nomor rekeningnya.
  4. Penipu infokan nomor rekening Penjual ke Pembeli.
  5. Pembeli transfer uang ke rekening Penjual.
  6. Pembeli konfirmasi transfer ke Penipu.
  7. Penipu konfirmasi transfer ke Penjual dan memberikan alamat pengiriman ke alamat Penipu.
  8. Penjual kirim barang ke alamat Penipu.
  9. Pembeli merasa ditipu dan lapor ke polisi berbekal nomor rekening Penjual.
  10. Nomor rekening Penjual diblokir bank atas dasar kasus penipuan yang dilaporkan Pembeli ke Polisi..

Nah, udah ngerti kan bagaimana modus penipuan ini berjalan? Korban dari si Penipu adalah si Penjual dan Pembeli. Sedangkan si Penipu dapat barang gratis dan kabur entah kemana. Asik kan dapat barang gratis tapi haram?

Sekarang bagaimana solusinya?

Ada banyak cara untuk mengurangi (bukan menghilangkan) potensi terjadinya penipuan, khususnya Penipuan Segitiga ini. 

CARA 1: REKBER (Rekening Bersama)

Alternatif pembayaran yang cukup populer menggunakan rekening perantara. Jadi si pembeli transfer ke rekening bersama (rekber), lalu penjual mengirim barang ke alamat pembeli, pembeli terima barang dan konfirmasi ke pemilik rekber kalau barang sudah sampai, uang di rekber di transfer ke rekening Penjual. Biasanya penggunaan rekber dikarenakan alasan keamanan di sisi pembeli.
Namun menggunakan metode rekber ini masih ada celah, bahkan justru korban si Penipu bertambah jadi si pemilik rekber itu sendiri. Misalkan uang sudah di transfer Pembeli ke rekber, lalu barang dikirim Penjual ke alamat Penipu. Dan Pembeli kabur tanpa ada kabar sama sekali sehingga pemilik rekber yang bisa dilaporkan oleh Pembeli ke pihak berwajib. Nah, jadi tambah ribet kan urusannya?

CARA 2: Transfer dengan Berita
Penjual mewajibkan Pembeli untuk mengisi bagian notes/catatan/berita saat transfer. Di internet banking ada 2 baris, di ATM ada 1 baris, pada setor tunai tulis di slip transfernya. Jadi Penjual bisa memastikan berita acara/berita transfer. Isi beritanya contoh: “Pembelian xxx ke alamat yyy”.
Dengan demikian kalau Penipu meminta Pembeli menulis berita ini akan menjadi aneh karena alamat yang tercantum adalah alamat penipu, bukan si Pembeli (kecuali si Penipu dan Pembeli alamatnya sama). Kalau transfernya nggak pakai berita, ditolak saja.
Kelemahannya memang tidak semua orang bisa transfer pakai berita, bahkan sebagian orang masih agak gaptek untuk urusan nulis berita ini, dan tidak semua ATM punya fasilitas transfer pakai berita. Selain itu bisa juga terjadi kalau si Penipu bilang “Kirim ke alamat yang baru aja gan soalnya barang buat pacar ane”, lalu Penjual percaya.

CARA 3: Mencocokkan nama buyer dengan nama yang ada di rekening

Kalau dirasa janggal gunakan fasilitas google search sebagai bahan pertimbangan.

CARA 4: Membuat Syarat dan Ketentuan Sendiri
Contoh:
  • Pemesanan hanya menggunakan nomor xxxx (nomor kontak Penjual), jika pesan selain nomor tersebut, maka Penjual tidak bertanggung jawab atas kerugian yang diterima Pembeli dengan alasan apapun.
  • Setelah pembayaran diterima, Pembeli akan diberikan Nomor Resi SEBAGAI BUKTI "bahwa barang yang anda pesan sudah dikirim" jika ada kerugian yang di alami pembeli yang di sebabkan oleh pihak ketiga (pihak ketiga dan jasa ekpedisi) itu bukan lagi menjadi tangung jawab Penjual lagi, Dan Pembeli setuju untuk tidak melakukan tutuntan apapun terhadap penjual.

Jika Anda menjadi korban penipuan segitiga ini. Kalau Anda membeli barang fisik (bukan elektronik), maka penelusurannya menjadi lebih mudah. Karena Penipu memberikan alamat pengirimannya, sehingga bisa dilacak keberadaannya.

Meskipun si Penipu misalnya mengirimkan alamat kos lalu kabur, setidaknya ada data untuk penelusuran keberadaan si Penipu. Biasanya kasus Penipuan Segitiga terjadi pada produk elektronik seperti pulsa, voucher paypal, dll yang sulit untuk dilacak keberadaan si Penipu.

Be a Smart Buyer, and happy selling fellas!! :D


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dengan nama Anonymous dan spam tidak akan ditampilkan